Nov 17, 2011
Jangan Pernah menyerah
Nov 16, 2011
Nov 10, 2011
Judika Aku Yang Tersakiti
Pernahkah kau merasa
Jarak antara kita
Kini semakin terasa
Setelah kau kenal dia
Aku tiada percaya
Teganya kau putuskan
Indahnya cinta kita
Yang tak ingin ku akhiri
Kau pergi tinggalkanku
Tak pernahkah kau sadari
Akulah yang kau sakiti
Engkau pergi dengan janjimu yang telah kau ingkari
Oh Tuhan tolonglah aku
Hapuskan rasa cintaku
Akupun ingin bahagia
Walau tak bersama dia
Memang tak ‘kan mudah
Bagiku ‘tuk lupakan segalanya
Aku pergi untuk dia
Tak pernahkah kau sadari
Akulah yang kau sakiti
Engkau pergi dengan janjimu yang telah kau ingkari
Oh Tuhan tolonglah aku
Hapuskan rasa cintaku
Akupun ingin bahagia
Walau tak bersama dia… dia…
Oh Tuhan tolonglah aku
Hapuskan rasa cintaku
Akupun ingin bahagia
Walau tak bersama dia
Koleksi Judika yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Judika – Aku Yang Tersakiti
Gambar Artis Indonesia
#lirik Drive – Penerang Kelam
sendiri telah lama ku nanti sebelumku mengenalmu
dan kini ku temukan kembali arti hidup karenamu
takkan ku lepaskan, takkan ku lupakan
kaulah cahaya hidupku, penerang kelamku
sejenak gelap malamku hilang tergantikan cahayamu
kau sadarkanku bahwa dunia ini masih bersinar
takkan ku lepaskan, takkan ku luapakan
kaulah cahaya hidupku
telah ku temukan, telah ku tancapkan
engkau di dalam hidupku, penerang kelamku
takkan ku lepaskan, takkan ku lupakan
kaulah cahaya hidupku
telah ku temukan, telah ku tancapkan
engkau di dalam hidupku, penerang kelamku
takkan ku lepaskan, takkan ku lupakan
kaulah penerang kelamku, cahaya terangku
cahaya terangku (penerang kelamku) cahaya terangku
Koleksi Drive yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Drive – Penerang Kelam
Gambar Artis Indonesia
Nov 7, 2011
Si Murung dan si Ceria
Ada dua anak bernama Si Ceria dan Si Murung. Seperti namanya Ceria mempunyai sifat periang, selalu gembira dan tersenyum. Sebaliknya Murung mempunyai perangai yang cemberut, selalu sedih, dan jarang tersenyum.
Suatu ketika orang tua mereka berpikiran untuk membuat Si Murung tersenyum gembira dan membuat Si Ceria menjadi sedih cemberut dan sedih. Mereka lalu berpikir untuk memberikan sesuatu yang menjadi kesukaan masing-masing anak.
Si Murung menginginkan telepon genggam. Selama ini jika pergi dengan teman-temannya sering kali ia meminjam telepon genggam milik temannya. Orang tuanya membelikan sebuah telepon genggam terbaru supaya dia menjadi senang dan gembira.
Sewaktu Murung pergi sekolah, telepon genggam itu dibungkus oleh orang tuanya dengan kertas kado yang bagus dan diletakkan di kamarnya. Sepulang sekolah, Murung segera masuk ke kamar dan melihat ada kado di sana. Cepat-cepat ia membuka kado itu dan ia terkejut sekali ketika mendapatkan di dalamnya berisi telepon genggam. Wajahnya tersenyum, tapi tidak lama. Kemudian ia murung lagi karena ia takut kalau-kalau teman-temannya akan meminjam telepon genggamnya lalu menjadi rusak. Di benaknya selalu muncul pikiran yang negatif, sehingga kado itu menjadi beban baginya. Yang keluar dari mulutnya adalah omelan dan keluhan, bukannya ucapan terima kasih kepada orang tuanya.
Di pihak lain, si Ceria senang sekali dengan kuda. Orang tuanya membungkus kotoran kuda dan diletakkan dalam kamar agar ia menjadi sedih dan murung. Sewaktu Ceria pulang ia juga terkejut melihat ada kado di kamarnya. Dengan sergap ia membuka pula kado itu. Betapa terkejutnya ia, ternyata yang didapatkan adalah kotoran kuda berbau busuk. Mukanya kebingungan sejenak.
Tetapi ia segera berpikir, "Ah masa orang tuaku yang begitu mencintaiku memberi aku kotoran kuda, pasti ada sesuatu di balik hadiah ini."
Kemudian ia lari kepada orang tuanya dan mencium mereka. Orang tuanya sangat bingung dan terkejut kemudian bertanya, "Lho kamu itu diberi kotoran kuda kok senang sih?".
Lalu Ceria menjawab, "Papa, Mama, saya tahu kalian sangat mencintai saya, jadi tidak mungkin memberi kotoran kuda kepada saya, pasti kotoran kuda itu adalah sebuah tanda. Kalau ada kotoran kuda, berarti ada kudanya. Saya tahu bahwa kalian akan membelikan kuda pony buat saya"
Orang yang hidupnya merasa sangat dicintai akan selalu berpikir bahwa ia selalu akan menerima yang terbaik dalam hidupnya, walaupun dalam penderitaan. Sebaliknya orang yang pesimis merasa hidup ini menjadi beban penderitaan yang sangat panjang, sehingga ia selalu gelisah, takut, dan khawatir.
-----------sumber : tidak diketahui-----
Do'a menambah pulsa
"innahu fulsatun watambahu fulsatun
ila simpati wa ayemtri wa jempoli
walnahulakum tikumsil.."
baca 3 kali di segelas air
terus tuangin di hp kamu
PAPA ROACH - Last Resort
cut my life into pieces
this is my last resort, suffocation, no breathing
don’t give a fuck if I cut my arm bleeding
Cut my life into pieces
I've reached my last resort, suffocation, no breathing
Don't give a fuck if I cut my arms bleeding
Do you even care if I die bleeding
Would it be wrong, would it be right
If I took my life tonight, chance are that I might
Mutilation out of sight and I'm contemplating suicide
Cause I'm losing my sight, losing my mind
Wish somebody would tell me I'm fine
Nothing's alright, nothing is fine
I'm running and I'm crying
I never realized I was spread too thin
Till it was too late and I was empty within
Hungry, feeding on chaos and living in sin
Downward spiral, where do I begin
It all started when I lost my mother
No love for myself and no love for another
Searching to find a love upon a higher level
Finding nothing but questions and devils
Cause I'm losing my sight, losing my mind
Wish somebody would tell me I'm fine
Nothing's alright, nothing is fine
I'm running and I'm crying
I can't go on living this way
I'm running and I'm crying
I never realized I was spread too thin
Till it was too late and I was empty within
Hungry, feeding on chaos and living in sin
Downward spiral, where do I begin
It all started when I lost my mother
No love for myself and no love for another
Searching to find a love upon a higher level
Finding nothing but questions and devils
Cause I'm losing my sight, losing my mind
Wish somebody would tell me I'm fine
Nothing's alright, nothing is fine
I'm running and I'm crying
I can't go on living this way
SaYkoji - aYah
Sesalku
saat kutahu rasa itu sayang
dan kutahu sayang itu tulus untukku
namun takdir membuat kita jauh
saat arah tak menyatu
kenyataan itu menggores luka dihatiku
dan takdir menjadikan kita smakin jauh
saat ku tahu kau tinggalkanku
ketika kuterjatuh sakit tersisa
akupun smakin terjatuh
saat kau benar2 jauh
terkubur sudah smwa asa asa ku
meraih mimpi bersamamu
maafkanku tlah menyia nyiakanmu
maafkan lukamu atas lukaku
maafkan semua itu,,,
kuakui kusesali semua itu
seumur hidupku..
seumur hidupku
seumur hidupku.
by oix idMan
Bee Gees - I Started A Joke
I started a joke which started the whole world crying
But I didn't see that the joke was on me oh no
I started to cry which started the whole world laughing
Oh If I'd only seen that the joke was on me
I looked at the skies running my hands over my eyes
And I fell out of bed hurting my head from things that I said
'Till I finally died which started the whole world living
Oh If I'd only seen that the joke was on me
I looked at the skies running my hands over my eyes
And I fell out of bed hurting my head from things that I said
'Till I finally died which started the whole world living
Oh If I'd only seen that the joke was on me
Oh no that the joke was on me
Ucapan lebaran
Kadang Tutur kataku tak seindah dan sebenar-benarnya lantunan ayat suci Al-Qur'an
dan melesat tanpa memikirkan apa yang terucap.
kadang Sikapku tak sempurna ,hingga kadang membuat kesal dan menimbulkan kebencian
Hatiku tak sebening air yang pernah terlihat olehmu
malah kadang terasa sangat hitam kala berburuk sangka pada kamu hingga melukai perasaanmu...
di hari yang fitri ini izinkan ku persembahkan kata maaf atas semua yang pernah kulakukan kepada orang yang pernah hadir menyayangiku atau bahkan yang membenciku...
Mundur selangkah tuk maju seribu langkah
Aku janji aku mundur selangkah dulu tuk maju seribu langkah.
Percayalah mom, aku slalu berusaha keras dari dulu, kemarin dan nanti agar kau slalu bahagia.
Namun jika memang terhenti langkahku sampai di sini.
Hanya senyum yg tersisa dapat kuberikan untukmu mom.
Skali lagi kuminta percayamu untukku..hanya untukku
Percayalah Mungkin takdir hidupku seperti ini.
Janganlah takut dan khawatirkanku
Maafkan aku mom,,
Sungguh ku muak dengan semua ini, ingin ruang baru mengisi hidupku.
ku mundur bukan tuk sembunyi, tapi tuk berlari sekencang-kencangnya
Demi meraih sesuatu yang lebih berarti.
Walau pahit kuhadapi
Walau berat langkah ini
Walau pilu kisah ini.
Senyumku kan slalu hadir dihadapanmu mom…love you.
Id Man-22/06/2011
Sibling rivalry
Membeli Waktu
"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya.
Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"
"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja."
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja, Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?"
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.
"Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok," perintah Rudi.
Tetapi Imron tak beranjak.
Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah."
"Tapi, Ayah..." Kesabaran Rudi habis.
"Ayah bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron.
Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya, Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok' kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih."
"Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini."
"Iya, iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut.
"Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Imron polos.
Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.
* * *
Saya tidak tahu apakah kisah di atas fiktif atau kisah nyata. Tapi saya tahu kebanyakan anak-anak orang kantoran maupun wirausahawan saat ini memang merindukan saat-saat bercengkerama dengan orang tua mereka. Saat dimana mereka tidak merasa "disingkirkan" dan diserahkan kepada suster, pembantu atau sopir. Mereka tidak butuh uang yang lebih banyak. Mereka ingin lebih dari itu. Mereka ingin merasakan sentuhan kasih-sayang Ayah dan Ibunya. Apakah hal ini berlebihan? Sebagian besar wanita karier yang nampaknya menikmati emansipasi-nya, diam-diam menangis dalam hati ketika anak-anak mereka lebih dekat dengan suster, supir, dan pembantu daripada ibu kandung mereka sendiri. Seorang wanita muda yang menduduki posisi asisten manajer sebuah bank swasta, menangis pilu ketika menceritakan bagaimana anaknya yang sakit demam tinggi tak mau dipeluk ibunya, tetapi berteriak-teriak memanggil nama pembantu mereka yang sedang mudik lebaran.
---------sumber : tidak diketahui-----
Nov 4, 2011
Manusia di Depan Cermin
Dan dunia membuat Anda merasa bagaikan raja dalam sehari,
Pergilah ke cermin dan tataplah diri anda disitu,
lihat apa yang akan dikatakan oleh orang tersebut.
Karena bukanlah penilaian ayah, ibu atau istri Anda
yang menentukan kelulusan Anda
Tapi, yang keputusannya paling berharga
Adalah dia yang menatap kembali dari cermin
Dialah teman yang harus Anda puaskan, jangan terlalu pedulikan yang lain
karena dialah yang pasti akan bersama dengan Anda hingga akhir
Dan Anda telah melalui suatu ujuan yang berat dan berbahaya
Bila manusia di cermin dapat menjadi kawan Anda
Anda dapat saja menipu dunia ini sepanjang perjalanan hidup Anda
Dan selalu mendapat tepukan saat Anda melaluinya
Tapi hasil akhirnya, hanyalah sakit hati serta ratap tangisan
Bila Anda, telah menipu si manusia dalam
---------------------
(oleh Harry Holland Upchurch)
DOA YANG SELALU DIKABULKAN
Sunan Gunung Djati, Bandung. Saya duduk di bangku kedua dari depan sambil
menunggu kedatangan pembicara lain, Mimin Aminah, yang belum saya kenal.
Jam sembilan tepat, panitia menghampiri saya dan memperkenalkan ia yang baru
saja tiba. Saya segera berdiri menyambut senyumnya yang lebih dulu merekah.
Ia seorang yang bertubuh besar, ramah, dalam balutan gamis biru dan jilbab
putih yang cukup panjang. Kami berjabat tangan erat, dan saat itu tegas
dalam pandangan saya dua kruk (tongkat penyangga yang dikenakan-nya) serta
sepasang kaki lemah dan kecil yang ditutupi kaos kaki putih. Sesaat batin
saya hening, lalu melafazkan kalimat takbir dan tasbih.
Saat acara seminar dimulai, saya mendapat giliran pertama. Saya bahagia
karena para peserta tampak antusias. Begitu juga ketika giliran Mimin
tiba. Semua memperhatikan dengan seksama apa yang disampaikannya. Kata-kata
yang dikemukakannya indah dengan retorika yang menarik. Wawasannya luas,
pengamatannya akurat.
Saya tengah memandang wajah dengan pipi merah jambu itu saat Mimin
berkata dengan nada datar. "Saya diuji Allah dengan cacat kaki ini seumur
hidup saya."
Ia tersenyum. "Saya lahir dalam keadaan seperti ini. Mungkin banyak
orang akan pesimis menghadapi keadaan yang demikian, tetapi sejak kecil saya
telah memohon sesuatu pada Allah. Saya berdoa agar saat orang lain melihat
saya, tak ada yang diingat dan disebutnya kecuali Allah," Ia terdiam sesaat
dan kembali tersenyum. "Ya, agar mereka ingat Allah saat menatap saya. Itu
saja."
Dulu tak ada orang yang menyangka bahwa ia akan bisa kuliah. "Saya
kuliah di Fakultas Psikologi," katanya seraya menambahkan bahwa teman-teman
pria dan wanita di Universitas Islam Bandung-tempat kuliahnya itu-senantiasa
bergantian membantunya menaiki tangga bila kuliah diadakan di lantai dua
atau tiga. Bahkan mereka hafal jam datang serta jam mata kuliah yang
diikutinya. "Di antara mereka ada yang membawakan sebelah tongkat saya, ada
yang memapah, ada juga yang menunggu di atas," kenangnya.
Dan civitas academica yang lain? Menurut Mimin ia sering mendengar orang
menyebut-nyebut nama Allah saat menatapnya. "Mereka berkata: Ya Allah, bisa
juga ya dia kuliah," senyumnya mengembang lagi. "Saya bahagia karena mereka
menyebut nama Allah. Bahkan ketika saya berhasil menamatkan kuliah,
keluarga, kerabat atau teman kembali memuji Allah. Alhamdulillah, Allah
memang Maha Besar. Begitu kata mereka."
Muslimah bersahaja kelahiran tahun 1966 ini juga berkata bahwa ia tak
pernah ber-mimpi akan ada lelaki yang mau mempersuntingnya. "Kita tahu,
terkadang orang normal pun susah mendapatkan jodoh, apalagi seorang yang
cacat seperti saya. Ya tawakal saja."
Makanya semua geger, ketika tahun 1993 ada seorang lelaki yang saleh,
mapan dan normal melamarnya. "Dan lagi-lagi saat walimah, saya dengar banyak
orang menyebut-nyebut nama Allah dengan takjub. Allah itu maha kuasa, ya.
Maha adil! Masya Allah, Alhamdulillah, dan sebagainya," ujarnya penuh
syukur. Saya memandang Mimin dalam. Menyelami batinnya dengan mata
mengembun.
"Lalu saat saya hamil, hampir semua yang bertemu saya, bahkan orang yang tak
men-genal saya, menatap takjub seraya lagi-lagi mengagungkan asma Allah.
Ketika saya hamil besar, banyak orang menyarankan agar saya tidak ke bidan,
melainkan ke dokter untuk operasi. Bagaimana pun saat seorang ibu melahirkan
otot-otot panggul dan kaki sangat berperan. Namun saya pasrah. Saya merasa
tak ada masalah dan yakin bila Allah berkehendak semua akan menjadi mudah.
Dan Alhamdulillah, saya melahirkan lancar dibantu bidan," pipi Mimin memerah
kembali. "Semua orang melihat saya dan mereka mengingat Allah. Allahu Akbar,
Allah memang Maha Adil, kata mereka berulang-ulang."
Hening. Ia terdiam agak lama.
Mata saya basah, menyelami batin Mimin. Tiba-tiba saya merasa syukur saya
teramat dangkal dibandingkan nikmatNya selama ini. Rasa malu menyergap
seluruh keberadaan saya. Saya belum apa-apa. Yang selama ini telah saya
lakukan bukanlah apa-apa.
Astaghfirullah. Tiba-tiba saya ingin segera turun dari tempat saya duduk
sebagai pembicara sekarang, dan pertamakalinya selama hidup saya, saya
menahan airmata di atas podium. Bisakah orang ingat pada Allah saat
memandang saya, seperti saat mereka memandang Mimin?
Saat seminar usai dan Mimin dibantu turun dari panggung, pandangan saya
masih kabur. Juga saat seorang (dari dua) anaknya menghambur ke pelukannya.
Wajah teduh Mimin tersenyum bahagia, sementara telapak tangan kanannya
berusaha membelai kepala si anak. Tiba-tiba saya eperti melihat anak saya,
yang selalu bisa saya gendong kapan saya suka. Ya, Allah betapa banyak
kenikmatan yang Kau berikan padaku.
Ketika Mimin pamit seraya merangkul saya dengan erat dan berkata betapa
dia men-cintai saya karena Allah, seperti ada suara menggema di seluruh
rongga jiwa saya. "Subhanallah, Maha besar Engkau ya Robbi, yang telah
memberi pelajaran pada saya dari pertemuan dengan hambaMu ini. Kekalkanlah
persaudaraan kami di Sabilillah. Selamanya. Amin."
Mimin benar. Memandangnya, saya pun ingat padaNya. Dan cinta saya pada
Sang Pencipta, yang menjadikan saya sebagaimana adanya, semakin mengkristal.
------------------------(Helvy Tiana Rosa)
("Pelangi Nurani": Penerbit Asy Syaamil, 2002)
SOICHIRO HONDA : "Lihat Kegagalan Saya"
Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah.
Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...
Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya.
Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil
maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas,
sehingga layak dijuluki "raja jalanan".
Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda -
Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar
insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan
Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas,
duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.
"Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia
saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini,
yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo,
Tokyo, akibat mengindap lever.
Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka
bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang
Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi
cathut
(kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat
penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.
Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri
berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya
ingin menyaksikan pesawat terbang.
Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki.
Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif.
Ia sadar berasal dari
keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga
membuatnya rendah diri.
Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti
dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap
oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja
disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia
21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu.
Tawaran ini tidak ditampiknya.
Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima
reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki
mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya
larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif.
Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik
meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu
dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras,
dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani
patennya yang pertama.
Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,
membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang
dipilih?
Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh
bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh
Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring
buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi
teman-temannya terhadap kegagalan itu.
Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.
Kuliah
Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan
kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya.
Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari
jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang
mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke
bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua
tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang
mengikuti kuliah.
"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,
melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum
makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil.
Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah.
Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan
pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang,
tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal
dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah
datang.
Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.
Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan
karyawannya.
Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh
kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik.
Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga
diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu,
Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.
Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini
kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat
menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan
terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda.
Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu
diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan,
sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali
mendirikan pabrik motor.
Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda
berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.
Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri
otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya.
"Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka
tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan
petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi,
mimpikanlah mimpi baru.
Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang
dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun
berasal dari keluarga miskin.
= = = = = = = = = = =
5 Resep keberhasilan Honda :
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu
memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda
senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.
------------------------------------------------
sumbe : tidak diketahui
Motivasi
Orang-orang yang gagal melakukan hal-hal yang besar sudah pasti berhasil melakukan hal-hal kecil.
Orang-orang yang mengambil tantangan-tantangan besar dalam hidupnya selalu mempunyai dua kesempatan yang baik sekali; satu untuk betul-betul berhasil atau kedua gagal dengan sangat terhormat.
Janganlah kita menjadi pribadi yang gagal pada urusan-urusan yang kecil lalu mengeluh bahwa hidup ini tidak fair.
Ambillah tantangan yang lebih besar gigitlah lebih besar dari kemampuan mengunyah sehingga gagalpun kita tetap dihormati.
sumber : tidak diketahui
Selamat Hari Ibu
Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan: “Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati”
Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya.
Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap. Kemudian dia dibawa ke hadapan raja untuk diadili dan dijatuhi hukuman pancung pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.
Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan “Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya”
Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan. Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman. Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan.
Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong-bondong manyaksikan hukuman tersebut. Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya
Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang.
Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada. Saat mereka semua sedang bingung, tiba-tiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat.
Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah.
Tahukah anda apa yang terjadi?
Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi, dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng.
Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya.
Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng. Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya.
Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu untuk anaknya. Lalu apa yang telah kita berikan untuk orang tua kita? Terlihat betapa pun jahat si anak, ia tetap mengasihi sepenuh hidupnya. Marilah kita mengasihi orang tua kita masing-masing selagi kita masih mampu karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini.
Sesuatu untuk dijadikan renungan bagi kita. Gunakan waktu sebaik mungkin, karena waktu tidak akan bisa diputar kembali. Berikanlah sesuatu yang berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun bagi kedua orang tua kita. Sebelum kesempatan itu hilang dari hadapan kita. Semoga kisah di atas menjadi renungan kita semua. amin
Oleh Rahmat Saepulloh
Nov 3, 2011
Mama
Betapa susah payah engkau melahirkanku
Betapa sengsara engkau membesarkanku
Betapa repotnya engkau mendidikku
Begitu besar kasih sayangmu
Mama..
Engkau selalu peduli diwaktuku sakit
Engkau selalu hadir diwaktuku susah
Engkau selalu menghibur diwaktuku sedih
Engkau selalu menopang diwaktu aku membutuhkan
Engkaulah segala-galanya bagiku
Mama..
Kumenyesal telah membuatmu sedih
Kumenyesal pernah tidak menurutimu
Kumenyesal pernah membentakmu
Betapa durhakanya diriku
Mama..
Hatiku terenyuh waktu kau berkata: "Terima kasih, Tuhan memberkatimu anakku" waktu kuberi uang jajan
Hatiku hancur waktu kau berkata: "Maaf telah merepotkan kalian" waktu aku merawatmu ketika kau sakit
Mama.. semuanya itu tiada artinya dibandingkan kasihmu padaku
Mama.. aku sangat menyayangimu dan sangat mencintaimu
Tuhan..
Satu pintaku padamu
Berilah kekuatan, kesehatan dan kebahagiaan yang berlimpah buat mamaku
Buatlah kasihku yang tak habisnya buat mamaku
Semoga aku dapat memberi kebahagian seumur hidupnya
Amin
-------sumber : tidak diketahui-----
Untukmu Sahabat
Banyak hal terlewatkan begitu saja
Keceriaan, gelak-tawa serta canda
Semuanya mengalir begitu saja
Waktu yang tersedia
Seolah tak mampu untuk menampungnya
Begitu cepat berlalu
Berlari seolah tak mau berhenti
Kenangan-kenangan itu terasa tak kali kita pergi
Pergi meninggalkan semua kegembiraan yang melenakan
Satu persatu kenangan itu diputar kembali
Ada sederet senyum saat terlintas film-film yang lalu
Kenapa kegembiraan itu harus pergi?
Kenapa tak selalu mengikutiku kemana pergi?
Kapan ini semua akan terulang?
Akankah kita tetap seperti ini?
Sahabat...
Semua yang pernah kita jalani
Hari demi hari, waktu demi waktu
Tak kala kita lalui semuanya bersama
Banyak hal yang pernah terjadi
Semua kita lalui dengan segala kekurangan yang kita miliki
Kadang benci, kesal dan kecewa
Juga senang, hormat dan sayang
Sungguh luar biasa apa yang telah kita lalui bersama
Inikah pemberian tak ternilai dari Sang Kuasa?
Yang sering kali tak pernah kita syukuri
Ya, Allah.. Lindungilah mereka yang ku-cinta
NB:
'tuk sahabat-sahabatku yang pernah bersama-sama dalam mengisi sepenggal perjalanan 'Hijjau'.
--------sumber ; tidak diketahui-----
Pengorbanan Seorang Ibu
Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telahelahirkan seorang bayi haram tanpa bapa. Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari Tuhan di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love - Kasih.
Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan. Terkadang ia harus menjahit sampai jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.
Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.
Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja. Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.
Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya diluar kota. Di sana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yang bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diinginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yang tercinta. Sejak saat itu bertahun-tahun ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu. Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dengan menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya.
Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja disana. Di rumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai babu dari keluarga tersebut. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.
Di rumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dirinya sendiri. Di samping itu sering sekali dibentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yang kecil di belakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.
Setelah bekerja bertahun-tahun sebagai babu tanpa ada orang yang mengetahui siapa dirinya dirumah tersebut, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yang setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo.
Puluhan tahun ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dengan putri kesayangannya. Uang pension yang ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dengan pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.
Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yang ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Di samping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yang ia telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.
Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat di bawah nol dan salujupun turun dengan lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena di luaran sangat dingin, tetapi Nenek tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah putrinya. Ia ingin betemu dengan putrinya sekali lagi yang terakhir kali. Dengan tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus berjam-jam di luaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat di mana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yang jauh dan tidak mudah bagi seorang nenek tua yang berada dlm keadaan sakit.
Setiba di rumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata purtinya sendiri yang membukakan pintu rumah gedong di mana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yang diucapkan putrinya ? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dengan ibunya? Tidak! Bahkan ia ditegor: "Kamu sudah bekerja di rumah kami puluhan tahun sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu di belakang rumah!"
"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yang terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena di luaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata wanita tua itu.
"Maaf saya tidak ada waktu, di samping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!" ucapan putrinya dengan nada kesal. Setelah itu pintu ditutup dengan keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis.
Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih, belas kasihanpun tidak ada. Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon di rumah putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon ke kantor polisi, sebab di halte bus di depan ada seorang nenek meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!"
Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yang tercinta yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.
Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga. Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun. Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja "Mother's Day" sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu.
Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah. Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?
Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.
When Mother prayed, she found sweet rest,
When Mother prayed, her soul was blest;
Her heart and mind on Christ were stayed,
And God was there when Mother prayed!
Our thanks, O God, for mothers
Who show, by word and deed,
Commitment to Thy will and plan
And Thy commandments heed.
A thousand men may build a city,
but it takes a mother to make a home.
No man is poor who has had a godly mother!
-------sumber ; tidak diketahui---------------------
Masih Adakah Hari Esok?
Dia terus bermain, menggangu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya.
Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar saja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya.
Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain.
Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya.
Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku menghubungi mereka."
Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya.
Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.
Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya."
Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.
Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari.
Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut.
Sebelum sempat berkata "Aku cinta kamu", istrinya telah meninggal dunia.
Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.
Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut.
Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu..." Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir. Dia meninggal dunia dengan airmata di pipinya.
Waktu itu nggak pernah berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.
Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah!
Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.
Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dia, jangan tunggu sampai terlambat.
Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang.
Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu.
--------sumber ; tidak diketahui----------