Nov 4, 2011

SOICHIRO HONDA : "Lihat Kegagalan Saya"

 Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan.
 Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah.
 Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...

 Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya.
 Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil
 maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas,
 sehingga layak dijuluki "raja jalanan".

 Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda -
 Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar
 insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan
 Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas,
 duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

 "Nilaiku  jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia
 saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini,
 yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo,
 Tokyo, akibat mengindap lever.

 Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka
 bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang
 Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi
cathut
 (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat
 penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

 Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri
 berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya
 ingin menyaksikan pesawat terbang.

 Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
 Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki.
 Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif.
 Ia sadar berasal dari
 keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga
 membuatnya rendah diri.

 Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
 Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti
 dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap
 oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja
 disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia
 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu.
 Tawaran ini tidak ditampiknya.

 Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima
 reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki

 mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya
 larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif.
 Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik
 meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu
 dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras,
 dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani
 patennya yang pertama.

 Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,
 membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang
 dipilih?
 Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh
 bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh
 Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring
 buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi
 teman-temannya terhadap kegagalan itu.
 Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

 Kuliah
 Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan
 kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya.
 Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari
 jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang
 mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke
 bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua
 tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang
 mengikuti kuliah.

 "Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,
 melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum
 makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil.
 Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah.
 Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

 Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
 memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan
 pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang,
 tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal
 dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah
datang.
 Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

 Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan
karyawannya.
 Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh
 kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik.
 Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga
 diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu,
 Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

 Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini
 kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat
 menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan
 terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda.
 Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu
 diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan,
 sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali
 mendirikan pabrik motor.
 Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda
 berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

 Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri
 otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya.
 "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka
 tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan
 petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi,
 mimpikanlah mimpi baru.

 Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang
 dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun
 berasal dari keluarga miskin.
 = = = = = = = = = = =

 5 Resep keberhasilan Honda :
 1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
 2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu
    memperbaiki produksi.
 3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda
    senyaman mungkin.
 4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
 5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.
------------------------------------------------

sumbe : tidak diketahui
 

1 comment: